Hal ini merupakan salah satu kutipan yang saya dari pamflet tentang kejatuhan Indonesia di pemerintahan SBY jilid 2 sekarang yang tersebar di kalangan mahasiswa ketika saya sedang melakukan pembinaan olimpiade di kawasan UI, Depok..
Jika kita perhatikan kutipan tersebut dengan situasi dan kondisi yang dialami Indonesia sekarang ini, bisa saja kutipan tersebut dianggap benar.. Sekarang lihatlah kondisi rakyat Indonesia sekarang ini... RENUNGKANLAH!!!!!
1. Di saat rakyat Indonesia sedang mengantri hanya untuk memperoleh makanan, dan memperoleh air bersih untuk keperluan mereka sehari-hari, sedangkan para pejabat kita malah mengantri untuk memperoleh kesenangan mereka, anak-anak pejabat menggunakan kekayaan yang orangtuanya peroleh dengan berleha-leha, berwisata ke luar negeri, bahkan berwisata ke luar negeri padahal itu sendiri adalah uang rakyat..
2. Di saat orang miskin di Indonesia ini tidak memiliki pakaian yang layak dan sopan untuk berpergian atau beraktifitas seperti biasa, keluarga pejabat malah menggunakan pakaian yang berkesan tidak sopan yang mencerminkan perilaku yang tidak sopan!!
Sepertinya, pemerintah kita sekarang ini tidak serius dalam menghadapi permasalahan, kita ketahui bahwa Indonesia memiliki Trias Politika, Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif, tetapi sangat disayangkan ketiga lembaga tersebut gagal dalam bekerjasama untuk membentuk negara Indonesia yang sesuai di mata rakyatnya..
Kita kembali ke SBY, pada kampanye Pemilu 2009, SBY telah mencanangkan banyak promosi tentang keberhasilan pemerintahnya, seperti utang IMF mulai terbayar, terus apalah itu yang ada hubungannya tentang kenaikan ekonomi bangsa Indonesia..
tapi, jika kita perhatikan apa kata Pak SBY tentang perkembangan ekonomi pada masa 2004 - 2009, juga benar kan?
BENAR???? perhatikan fakta ini deh...
1. Pada masa itu, SBY menjanjikan perkembangan ekonomi Indonesia sebesar 6,6 %, padahal kenyataannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa itu 5,9 %, padahal harga barang mengalami inflasi sebesar 10,3 %, sehingga menyebabkan program pengentasan kemiskinan pun dinilai gagal, dan secara ekonomi makro, pemerintah gagal menjalankan janjinya!
2. Janji SBY tentang penurunan angka inflasi, angka inflasi adalah kemerosotan nilai uang yang beredar yang menyebabkan kenaikan harga barang, pada saat itu, SBY menjanjikan angka inflasi 5-4%, nyatanya, angka inflasi mencapai 2 kali dari angka pertumbuhan ekonomi.
3. Janji SBY dalam penurunan jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran terbuka (benar-benar tidak ada pekerjaan), setidaknya di dalam pembukaan UUD 1945, telah dimaktubkan bahwa salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah mensejahterakan kehidupan rakyat, tetapi pada masa itu, SBY tidak melakukan hal tersebut dengan benar, hal ini dibuktikan dengan data pada RPM 2004 - 2009, dimana angka penduduk miskin dan pengangguran terbuka meningkat setiap tahun.
4. Kurs Rupiah, SBY gagal mengembalikan kekuatan kurs rupiah terhadap berbagai mata uang,
5. Gagal dalam penuntasan kasus lumpur Lapindo, menurut salah satu ilmuwan Indonesia dalam program di salah satu televisi swasta, sebenarnya semburan lumpur Lapindo yang sekarang masih meluas, dapat dihentikan, dan hanya membutuhkan biaya Rp 1 TRILLIUN, SBY pernah mengeluarkan biaya tersebut hanya untuk membangun tanggul, bahkan menurut pakar tersebut, SBY bisa diduga terlibat dalam sebuah konspirasi khusus yang berhubungan dengan hari kiamat, soalnya menurut salah satu ahli ITS, jika lumpur itu dibiarkan menyembur, dapat berakibat ke seluruh Jawa Timur yang berakibat akan terjadi dislokasi yang menyebabkan dataran sekitar Jawa Timur akan turun ke bawah... Dan, biaya ganti rugi yang dikeluarkan hanya sekitar 20% bahkan kurang dari penderitaan warga sekitar Porong yang dialami akibat lumpur tersebut..
Dan masih banyak lagi kegagalan yang tidak terekspos oleh media, dan sengaja tidak diberitahukan oleh SBY, seperti kejelasan terhadap kasus pembunuhan terhadap pejuang HAM, Munir dan kegagalan dalam mempertahankan kebudayaan Indonesia yang sering diklaim oleh Malaysia, yang menurut saya, bukan salah Malaysia juga, tapi salah pemerintah Indonesia, yang tidak mempertahankan kebudayaannya sejak dini, dan mempromosikannya ke media..
Tentang kelanjutannya, dapat dilihat di edisi 2009 - sekarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar